Hanya Satu Kata
26 Friday Sep 2014
Posted Uncategorized
in26 Friday Sep 2014
Posted Uncategorized
in23 Tuesday Sep 2014
Posted Uncategorized
ink
tika bala tentara Talut menemuka sebuah sungai, maka berebutlah mereka untuk meminumnya banyak banyak, padahal Allah telah melarangnya
“Allah akan mengujimu dengan sebuah sungai, barangsiapa yang meminum airnya maka dia bukanlah pengikutku…” (QS Al-baqarah ayat 249)
o
Maka satu persatu bala tentara itu justru meminumnya, semakin berkuranglah pasukannya yang tegar turut berperang. Inilah orang-orang pilihan itu, merekalah yang punya ketakwaan mendalam serta rasa husnuzhon dan optimisme yang tinggi. Meski mereka menyadari bahwa jumlah mereka jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah pasukan Jalut, tapi mereka yakin pertolongan Allah akan datang untuk mereka.
“Betapa banyak kelompok kecil mengalahkan kelompok besar dengan ijin Allah. Dan Allah bersama orang-orang yang sabar”.
sebelum berperang, tak lupa mereka memanjatkan doa kepada Allah ,
“ya Allah,limpahkan kesabaran kepada kami, kukuhkanlah langkah kami dan tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir”
Subhanallah…. dan merekapun akhirnya menang dengan bantuan Daud yang kemudian menjadi pemimpin mereka
Itulah ayat -ayat Allah yang mengandung hikmah antara lain :
– Tetap bertakwa dalam segala keadaan, meski di saat tersulit dalam hidup kita
– Berprasangka baiklah kepada Allah karena Allah bersama prasangka para hambanya
-Doa adalah senjata utama bagi seorang muslim
Demikian sedikit renungan tadabur di pagi hari ini, semoga kita semua terlebih yang menulisnya bisa meneladaninya dengan baik.S
alah satu cara untuk mendekatkan diri kita dengan Allah adalah dengan membaca kitab suci Al-Quran, merenunginya , mentadaburinya dan melaksanakan isinya.
Dalam kitabullah , Allah banyak menceritakan kisah Nabi-nabi dan umat terdahulu agar kita bisa mengambil ibrah darinya. Setiap kisah memberikan makna bagi yang sangat bermanfaat untuk umat manusia yang mau mengambil pelajaran darinya.
Salah satu kisah yang di dalamnya terdapat pelajaran darinya adalah kisah pasukan Talut dan Nabi Daud yang terdapat di surat Al-Baqarah ayat 249 – 251 tsb.
,
22 Monday Sep 2014
Posted Uncategorized
inPerjalanan panjang yang ia tempuh bersama dengan suaminya, Ibrahim ‘alahissalam dan anaknya Ismail yang masih bayi berhenti di sebuah lembah yang sepi.
Ibrahim meletakkan mereka di sisi Bait, di dekat pohon besar di atas zam-zam di sekitar Masjidil Haram. Kala itu di kota Makkah tidak ada seorang pun di sana, serta tidak ada air sama sekali.
Ibrahim meninggalkan mereka dengan memberinya segeribah kurma dan sedikit air. Saat Ibrahim beranjak dari tempat itu, Hajar mengikutinya seraya berkata :”Wahai Ibrahim, kemana engkau hendak pergi?apakah engkau akan meninggalkan kami di lembah ini yang tidak ada seorangpun dan tidak ada sesuatupun di sini.
“Kalau begitu, Allah tidak akan menyia-nyiakan kami “begitulah kalimat yang menandakan betapa kuat iman orang yang mengucapkannya. Betapa yakinnya ja pada janji Allah , betapa yakinnya ia bahwa Allah tak akan pernah menyia-nyiakan hambanya yang bertakwa kepada-Nya. Itulah kalimat yang keluar dari lisan ummu Ismail , Hajar.
Berkaca dari kisah itu, dan
seharusnya setiap muslim pun meneladaninya, terlebih mereka
yang pernah melakukan sa’i di lembah itu.Maka tak seharusnya kita merasa khawatir yang berlebihan akan masa depan, dengan catatan : sepanjang kita senantiasa bertakwa kepada Allah.
Berprasangka baiklah pada setiap ketentuan dariNya, meski prosesnya tak akan mudah.
Ibnul Qayyim mengatakan bahwa hakikat tawakal kepada Allah adalah menyerahkan kepadaNya pilihan dan pengaturan dalam mengharapkan tambahan nikmat, atau dalam menghindari kekurangan rezeki atau daam mencari kesehatan dan menghindari penyakit.
Tidak hanya itu, tawakal harus dibarengi dengan keyainam bahwa pengaturan Allah terhadap hambaNya lebih baik daripada pengaturan hamba terhadap diri sendiri.
Tak mudah memang menjalani prosesnya, seperti halnya Hajar. Meski di hatinya tak meragukan kasih sayang Allah,tapi ketika ia menyadari bahwa perbekalannya habis ia pun panik, hingga harus berlari bolak-balik antara Shafa dan Marwa. Inilah tawakal yang disertai ikhtiar yang berakhir dengan indah.
Semoga kita semua bisa meneladainya, terlebih pemilik blog ini sendiri.
ketika keputusan untuk kembali ke rumah sudah bulat, demi melaksankan perintah Rabb yang Maha Tinggi, lantas kenapa kau khawatir pada rejeki? Bukankah Allah Maha Pemberi Rezeki? ittakillah duhai diri …
14 Sunday Sep 2014
Posted Uncategorized
in
Seseorang yang berjiwa hanif adalah yang selalu merasa takut bila melakukan dosa. Tak ada dosa yang dianggap kecil di matanya, karena seorang beriman adalah yang selalu merasa kecil dirinya dihadapan Allah Yang Maha Besar.
Bertakwallah kepada Allah di mana saja kau berada.Makna Takwa tak lain adalah kita melaksanakan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya secara kaaffah.
Atas dasar inilah, yaitu perasaan selalu merasa berdosa ketika tak mampu melaksanaan perintahNya, dan atas dasar perintah Allah bahwa dimanapun kita berada, maka keputusan ini aku ambil, yah kutinggalkan bangku karirku dan kuputuskan untuk kembali ke baiti jannati.
Segala puji hanya untuk Allah yang membuat segala kebaikan menjadi mudah.