Catatan Kajian
Syarah Riyadhus Shalihin Bab 22
*NASEHAT*
MT Assunah Depok.
*Sesama Muslim itu Bersaudara*
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Al Qur’an:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Sesungguhnya orang-orang mu’min adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat. (QS Al Hujurat:10).
Sebuah persaudaraan yang menuntut agar mencintai buat saudara kita, apa yang kita cintai buat diri kita sendiri; senang melihat saudaranya menjadi orang shalih, berwibawa, kuat, kaya dan berakhlak mulia. Persaudaraan ini juga menuntut untuk saling nasihat-menasihati dengan cara terbaik, agar tujuan bisa tercapai.
Persaudaraan ini, juga menuntut agar kita membenci buat saudara kita, segala apa yang kita benci buat diri kita; tidak senang melihat saudara kita menjadi orang yang rusak, lemah, hina dan memiliki akhlak yang rendah. Jika kita melihat saudara kita rusak, maka kita tidak cukup hanya mendo’akan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala agar diperbaiki kondisinya. Akan tetapi, hendaklah berdo’a kepada Allah dan sambil melakukan usaha yang bisa menyelamatkan saudara kita dari kerusakan tersebut.
Diantara hak saudara kita juga, yaitu memberi nasihat jika saudara kita itu meminta nasihat. Sehingga hendaknya kita memberikan saran dengan sesuatu, yang juga kita sukai bagi diri kita sendiri.
Para Nabi dan Rasul adalah pemberi nasehat kepada kaumnya. Baik yang sudah beriman atau yang belum untuk kembali kepada Allah dan istiqomah di jalan Allah.
*Hadits 1* :
Dari Abu Fiqayyah Tamim bin Aus Ad-Daariy radiallahuanhu berkata :
Nabi salallahu alaihi wasallam bersabda :”Agama itu adalah nasihat.” Kami bertanya :”Bagi siapa?”. Beliau betsabda:”Bagi Allah,kitab-Nya, Rasul-Nya, pemimpin-pemimpin umat Islam pada umumny” (HR Muslim).
Adapun definisi an-nashihah secara terminologi dalam hadits ini adalah: Mengharapkan kebaikan orang yang dinasihati, definisi ini berkaitan dengan nasihat yang ditujukan kepada pemimpin umat Islam dan rakyatnya. Adapun jika nasihat itu diarahkan kepada Allah, kitab-Nya dan Rasul-Nya, maka yang dimaksud adalah merapatnya hubungan seorang hamba dengan tiga hal tersebut di atas, di mana dia menunaikan hak-hak mereka dengan baik.
Nasehat Bagi Allah
Bukan bermakna kita menasehati Allah. Akan tetapu bermaksud agar kita dapat memahami siapa itu Allah (ma’rifatullah). Agar kita mengetahui bagaimana cara menaatiNya dan mencintaiNya.
* Nasehat Bagi Kitab-Nya*
Nasihat untuk al-Qur’an maksudnya adalah: menjalankan hak-hak al-Qur’an, baik itu hak-hak yang wajib maupun yang sunnah hukumnya.
Adapun hak-hak al-Qur’an yang wajib antara lain:
Meyakini bahwasanya al-Qur’an itu betul-betul kalam (perkataan) Allah ta’ala, baik itu huruf-hurufnya maupun makna yang terkandung di dalamnya. Allah ta’ala benar-benar berfirman dengannya, lantas malaikat Jibril menyampaikannya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, agar dibacakan kepada umatnya Kita harus mengagungkan dan mencintainya karena dia adalah kalamullah yang di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya, Allah berfirman,
إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ
“Sesungguhnya al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus”. (QS. Al-Israa: 9)
Beriman bahwasanya al-Qur’an adalah sebaik-baik perkataan, juga hukum-hukum yang terkandung di dalamnya adalah sebaik-baik hukum, tidak ada yang setara dengannya. Allah ta’ala berfirman,
اللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَاباً
“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) al-Qur’an”. QS. Az-Zumar: 43.
Menjalankan perintah-perintah Allah yang Dia wajibkan di dalamnya, serta menjauhi larangan-larangan yang Dia haramkan atas umat-Nya di dalamnya.Meyakini kebenaran berita-berita yang disebutkan di dalamnya, tanpa dicemari dengan keraguan sedikit pun. Jika Allah ta’ala telah memberitakan di dalamnya tentang adanya kehidupan sesudah dunia yang fana ini, kita pun harus mempercayainya, tanpa berusaha untuk memustahilkannya dengan otak kita yang terbatas. Sebagaimana yang diperbuat oleh para ahli filsafat dari dulu sampai sekarang, yang terlalu mendewakan akal mereka yang lemah. Allah ta’ala menceritakan perkataan nenek moyang mereka,
إِنْ هِيَ إِلَّا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا وَمَا نَحْنُ بِمَبْعُوثِينَ
“Hidup hanyalah kehidupan kita di dunia saja, dan kita sekali-kali tidak akan dibangkitkan”. QS Al-An’am: 29.
Melindungi al-Qur’an dari ulah orang-orang yang menafsirkannya semaunya sendiri, serta membantah dan mengungkap kebatilan mereka.
Sedangkan hak-hak al-Qur’an yang sunnah hukumnya, contohnya:
Memperbanyak dalam membaca, menghafalkan dan menghayatinya. Ini adalah salah satu bentuk merapatnya hubungan seorang hamba dengan kitab Rabbnya.
*Nasehat Bagi Rasul-Nya*
Nasihat untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sebagaimana yang diterangkan oleh Imam al-Qurthuby tatkala beliau menafsirkan ayat: إِذَا نَصَحُوا لِلَّهِ وَرَسُولِهِ “Jika mereka menunaikan nasihat untuk Allah dan Rasul-Nya”. (QS. At-Taubah: 91). Beliau berkata: “Nasihat untuk Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam berarti: mempercayai kenabiannya, senantiasa menaatinya di setiap perintah dan larangannya, mencintai siapa yang mencintainya serta memusuhi siapa yang memusuhinya, menghormatinya, mencintainya dan mencintai keluarganya, mengagungkannya serta mengagungkan sunah-sunahnya dengan cara menghidupkannya tatkala dia padam, mencari dan berusaha memahaminya, melindungi, menyebarkan dan mengajak umat manusia untuk kembali kepadanya, serta berusaha untuk berakhlak dengan akhlak Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mulia.” (Tafsir al-Qurthuby, VIII/210).
Jadi, nasihat untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mencakup berbagai hal, antara lain:
Meyakini bahwa beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam benar-benar utusan Allah ta’ala, dan beliau adalah Rasul yang jujur dan terpercaya, tidak berdusta maupun didustakan. Juga beriman bahwasanya beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah Nabi yang paling akhir yang merupakan penutup para nabi. Setiap ada yang mengaku-aku sebagai nabi sesudah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah dusta, palsu dan batil.
*Nasehat Bagi pemimpin*
Sedangkan makna nasihat kepada para pemimpin kaum Muslimin, yaitu nasihat kepada para penguasa mereka, maka ia menerima perintah mereka, mendengar dan taat kepada mereka dalam hal yang bukan maksiyat, karena tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam hal maksiat kepada al-Khaliq. Tidak me-merangi mereka selama mereka belum kafir, berusaha untuk memperbaiki keadaan mereka, membersihkan kerusakan mereka, memerintahkan mereka kepada kebaikan, melarangnya dari kemunkaran serta mendo’akan mereka agar mendapatkan kebaikan. Karena dalam kebaikan mereka berarti kebaikan bagi rakyat dan dalam kerusakan mereka berarti kerusakan bagi rakyat.
*Nasehat Bagi Umat Islam*
Dan makna nasihat kepada kaum Muslimin pada umumnya adalah dengan menolong mereka dalam hal kebaikan, melarang mereka berbuat keburukan, membimbing mereka kepada petunjuk, mencegah mereka dengan sekuat tenaga dari kesesatan, mencintai kebaikan untuk mereka sebagaimana ia mencintai untuk diri sendiri, dikarenakan mereka itu semua adalah hamba-hamba Allah. Maka haruslah bagi seorang hamba untuk memandang mereka dengan kacamata yang satu, yaitu kacamata kebenaran.”
*Hadits 2* :
Dari Jabir bin Abdullah radiallahuanhu , ia berkata : ” Saya berbai’at kepada Rasulullah sallahualaihi wasallam untuk senantiasa mengerjakan salat, menunaikan zakat dan memberi nasehat kepada sesama muslim.
*Hadits 3*:
Dari Anas Radiallahuanhu , beliau bersabda: ” Tidaklah sempurna iman seseorang di antara kalian sebelum ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri” (HR Bukhari dan Muslim).
*Doa Agar Mencintai Allah Dan Mencintai Orang Yang Mencintai Allah*
اَللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ حُبَّكَ، وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ، وَحُبَّ عَمَلٍ يُقَرِّبُ إِلَى حُبِّكَ
Allaahumma innii as-aluka hubbaka, wa hubba man yuhibbuka, wa hubba ‘amalin yuqorribu ilaa hubbika.
Ya Allah, aku memohon agar dapat mencintai-Mu, mencintai orang-orang yang mencintai-Mu, dan mencintai amal yang dapat mendekatkan diriku kepada cinta-Mu.
HR. Tirmidzi no. 3235 dan Ahmad 5: 243, dan dishahihkan al-Albani.
Referensi :
1. Kajian Syarah Riyadhus Shalihin. MT Assunah Depok Oleh Ustadz Najmi Umar Bakkar.
2. www.muslim.or.id
3. www.almanhaj.or.id